1. Perhatikan Lingkunganmu Ketika kamu pergi ke sekolah, (atau ke tempat kerja, atau ke rumah teman, dst.), cobalah mengamati apa yang ada di kiri kanan jalan. Apakah ada gedung yang tadinya ramai sekarang kosong? Apakah ada toko yang buka beberapa bulan lalu tapi sekarang sudah tutup? Atau sebaliknya, ada tempat yang dahulu sepi sekarang hiruk pikuk? Coba cari tahu kenapanya. Bagaimana kisah sukses mereka, bagaimana tragedi dibalik kerugian mereka dan semua detailnya. Karena kisah dibalik perjuangan seseorang mencari sesuap nasi, adalah bahan cerita yang layak ditulis. 2. Banyak Mengamati Kamu lagi di kafe lalu melihat ada tamu lain yang lagi galau? (Baik teman sendiri ataupun orang tak dikenal) Dari mana kamu tahu kalau dia lagi galau? Apa karena mimik mukanya, gerakan badannya atau isi omongannya? Coba amati (apalagi jika kamu dapat mendengar percakapannya) kenapa dia galau dan apa yang dia lakukan ketika galau. Lebih bagus lagi kalau kamu bisa ikut memikirkan apa solusi kegalauannya. Jika kamu semakin banyak mengolah kegalauan orang lain semakin banyak kamu kaya ide. Tentunya bukan ide buat bergunjing, menceritakan masalah orang ke orang lain lagi, tapi ide untuk bahan tulisanmu.
6. Simak Film dan TV Penekanan pada kata menyimak ya, bukan mencontek. Walau kamu ngefans banget sama action hero di film, bukan berarti langsung kamu tulis cerita yang plek sama. Yang disimak adalah alur ceritanya. Mengapa sesuatu terjadi dan apa yang dilakukan oleh para tokoh. Apa efek tingkah laku mereka pada masalah yang dihadapi. Bagaimana perkembangan para tokohnya. Hal-hal ini bakal mematangkan ide ceritamu. 7. Jalan-Jalan Kalau kita tiap hari mengalami macetnya ibu kota, wajar kalau kita muak menulis cerita tentang… macetnya ibu kota. Karenanya mengunjungi suatu tempat yang berbeda dengan tempat tinggal kita dapat memancing ide-ide baru bermunculan di kepala. Buka mata dan buka jiwa. Amati semua yang membuat kamu terpana, lalu bawa semua rasa dalam tulisanmu.
9. Detail Kerja
Tokoh-tokoh di ceritamu pasti mengerjakan sesuatu. Mereka bukan tokoh-tokoh malas yang hanya tidur setiap saat. Perhatikan detail setiap pekerjaan agar tokoh-tokohmu makin hidup dan pembaca percaya kalau tokoh-tokohmu benar tahu apa yang ia kerjakan. Cari tahu juga apa masalah di setiap pekerjaan, jadikan itu ide cerita, bagaimana tokohmu mengatasi masalah kerjanya. 10. Bertanya: Bagaimana Jika Setelah meresap semua yang kamu lihat, dengar, amati, perhatikan, beri pertanyaan berikut: bagaimana jika…. Misalnya, bagaimana jika pengusaha itu gagal diberi pinjaman bank, akankah ia mampu membangun lagi usahanya? Bagaimana jika kamu bertemu orang yang sama tiap kali kamu minum kopi di kafe langgananmu? Bagaimana jika kota yang indah itu terkena tsunami? Bagaimana jika tukang somay suatu hari bangun dan tidak mampu lagi membuat somay. Bagaimana jika sekolah ditutup karena tidak ada yang mau jadi guru padahal masih banyak anak murid yang harus diajar? Bagaimana jika … banyak lagi. Jadikan semua hal yang muncul di pikiranmu sebagai ide tulisanmu. Sekarang, ayo terapkan kesepuluh cara di atas dan mulailah menulis!
0 Comments
Leave a Reply. |
Let's write!
A collection of Q&A about the writing world (in Indonesian Language). Will be posted periodically, one theme per month. Archives
August 2019
Categories |