Autumn has arrived. Time for slowing down and spending more time with our loved ones. For those who are still looking for activities that can be done together, reading is the right choice. By reading together, parents/ grandchildren can forge closer ties with their children/ grandchildren. Especially if the reading material corresponds to children's anxiety/problems.
"Thomas in The New World" is a series of five stories about change, something which often makes children feel scared, uneasy, uncomfortable, confused. With Thomas, not only parents/grandparents could ease children's burden, but parents/ grandparents could also broaden their world. Find Thomas here: https://itunes.apple.com/us/app/bedtime-stories-read-tell/id1231933548
0 Comments
1. Cari topik yang kamu tahu/ suka/ anggap penting. Artikel majalah bersifat informatif. Kalau kamu sendiri tidak mengerti apa yang kamu tulis, pembaca bakal lebih bingung lagi. Dan percayalah, tidak ada yang mau menerbitkan artikel yang mengundang banyak pertanyaan ketimbang mencerahkan pembaca. Saya beri contoh artikel saya yang dimuat jadi cover theme di majalah CHIC - No. 34, 8-22 April 2009 ini. Artikel ini mengulas tentang Jurus Kerja di Eropa. Tema yang saya tahu dan alami sendiri.
Walau kamu sudah tahu benar topik yang kamu tulis, tidak ada salahnya mencari tahu tambahan data yang mungkin ada dan penting untuk diketahui pembaca. 4. Tulis Artikel Runut Seperti layaknya karangan non fiksi, usahakan menulis secara runut. Temanya, masalah yang biasa ada, solusinya, kesimpulan. Ini bukan menulis fiksi yang penuh flashback, apalagi penuh curhat pribadi. Kembali ke artikel saya, jujur, saya membuat artikel ini karena kesal. Kenapa? Setiap kali ada orang baru tahu saya tinggal di Austria, kalimat berikutnya adalah, "ohhh, suaminya orang Austria ya?". Sepertinya kalau ada wanita Indonesia di luar negeri, pilihannya cuma dua. Pilihan 1, dibawa suami yang WN Asing. Pilihan 2, ikut suami yang kerja di luar negeri. Padahal sekarang udah abad 21. Sudah jauh dari jaman Nyai Dasima. Tanpa perlu "ikut/dibawa" orang pun, perempuan Indonesia juga bisa berkarya di jenjang internasional. (Dan tidak, saya bukan lulusan universitas asing. saya lulusan UI Depok) Tapi tidak ada curcol saya sama sekali di artikel ini. Karena tujuan saya menulis artikel bukanlah sebagai tempat curahan kekesalan. Saya menulis karena ingin membantu siapa saja yang hendak bekerja di Eropa. Jadi, buang semua bagian yang bersifat curhat, curcol, rangkaian uneg-uneg.
Tidak sulit kan. Ayo dicoba jurus-jurusnya. Dan jangan lupa kabar-kabari jika sudah dimuat ya! Never ever dreamt that one day I could see my name (let alone my face) in Tatler. What a beautiful surprise. Thank you very much Indonesia Tatler.
6 Prolific Indonesian Children Book Authors - https://indonesiatatler.com/arts-culture/arts/6-prolific-indonesian-children-book-authors#slide-3 |
Let's write!
A collection of Q&A about the writing world (in Indonesian Language). Will be posted periodically, one theme per month. Archives
August 2019
Categories |