0 Comments
Tanya: Design cover buku penting ngga kak? Ada yang bilang, jangan menilai isi buku dari sampulnya, yang benar yang mana? Lalu aku udah kelar nulis satu buku tapi ngga kepikir covernya kayak apa. Apa bisa naskahku aku kirim ke penerbit tanpa design cover? Jawab: Wah sabar, tenang…, tarik napas dulu ya hihihi, satu-satu jawabnya. Untuk pertanyaan pertama, ya, memang pepatah itu benar ada. Tapiiii, pepatah itu bukan dikeluarkan oleh orang yang jualan buku di masa kini. Maksudnya? OK, bayangkan di toko buku terdapat ratusan (jika tidak ribuan) buku sejenis, terhampar sejauh mata memandang. Lalu, kamu masuk ke dalam toko buku. Kamu tidak tahu pasti apa yang akan kamu beli, yang kamu tahu hanya jenis bukunya, misalnya buku anak, atau non fiksi, atau novel. Judul bukunya bebas, bisa apa aja. Siapa pengarangnya, lebih bebas lagi. Nah, menurutmu, kira-kira buku apa yang akan kamu pilih? Yang covernya langsung menarik perhatian, atau yang …, yang mana tadi ya…, karena covernya mirip dengan belasan buku lainnya. Bayangkan juga jika kali ini calon pembeli sudah tahu kalau ia akan membeli bukumu, tapi ketika masuk ke dalam toko buku, bukumu tenggelam di antara ratusan buku lain. Cover bukumu kurang menjulang, segera menarik perhatian dan memanggil untuk diambil dari tumpukan dan dibeli. Sayang kan? Contoh novel dewasa pertama saya "Alanakyla - Tidak Mencari Pangeran", prosesnya seperti ini. Kiri ide awal, kanan hasilnya. Jadi, ya. cover buku sangatlah penting bagi penjualan. Dalam hitungan detik, cover bukumu sudah harus menarik perhatian calon pembeli. Terutama bagi novel. Berbeda dengan penulisan buku anak yang penuh ilustrasi, novel biasanya miskin gambar. Biasanya, 99% yang mewakili seluruh isi novel yang sudah susah payah dikarang hanya satu gambar, yaitu gambar sampulnya. Jadi kalau gambar sampul kurang menarik, bisa jadi calon pembaca malas mengambil novel ini dari rak buku. "Blue Vino" lebih panjang gprosesnya. Ini semua pilihannya, dan berikut hasil akhirnya.
Mengapa? Karena jika kamu berniat menerbitkan bukumu di suatu penerbit, biasanya pihak penerbit yang menentukan cover bukumu. Bisa saja kamu memberi ide atau usulan keinginanmu, tapi – lagi-lagi – keputusan terakhir berada di tangan penerbit.
|
Let's write!
A collection of Q&A about the writing world (in Indonesian Language). Will be posted periodically, one theme per month. Archives
August 2019
Categories |