Misalnya, kamu punya ide menulis cerita tentang anak kecil yang bisa terbang. Belum apa-apa kamu udah menyanggah dengan, “ah mana bisa anak kecil terbang“. Mati deh idemu.
Padahal kalau idemu dikembangkan menjadi: anak kecil yang bisa terbang dengan menempelkan kemoceng di bahunya, mungkin itu bakal bisa menjadi cerita yang luar biasa menarik. Kamu bisa berkhayal tentang apa saja yang akan dilakukan anak itu, dengan kemocengnya, sampai akhirnya ia bisa terbang. Menarik kan? Karena itu, untuk memikirkan alur cerita kamu butuh membebaskan diri dari rutinitas, sehingga kamu bisa membayangkan apa yang terjadi dengan tokoh-tokoh di ceritamu. Dengan kata lain, liarkan imajinasimu. Caranya? Ketika suatu ide, sebercik peristiwa, setitik perasaan datang, lepaskan, biarkan liar berkembang di kepalamu. Persis seperti menyaksikan awan melayang atau masuk ke dalam ruangan tak dikenal dan kamu tercengang melihat isinya. Coba pakai contoh foto ini. “Apa yang terlintas di kepalamu, jika kamu masuk ruangan dan melihat seekor unicorn?“ Stop, jangan dipotong dengan, “mana ada sih yang namanya unicorn? Boong aja.“ Sekedar informasi, foto ini saya sendiri yang menjepret di dalam Istana Hellbrunn di Salzburg dan unicorn itu bukan punya saya. Jadi? Ayo balik lagi ke pertanyaannya. “Apa yang terlintas di kepalamu, jika kamu masuk ruangan dan melihat seekor unicorn?“ Apa yang unicorn itu lakukan? Siapa yang punya? Bagaimana kisah hidupnya? Bagaimana si pemilik unicorn dapat bertemu dengan sang unicorn? Apa yang mereka lakukan bersama? Liarkan imajinasimu ! Amati setiap detail imajinasimu, resapi hal-hal yang menyentuh perasaanmu, yang membuat kamu senang, atau tercengang, atau tertawa, atau sedih. Unicorn itu membuatmu takut atau terpana? Bagaimana kira-kira karakter si pemilik unicorn? Baik atau jahat? Juga bayangkan bagaimana jika ide itu terus dikembangkan, dengan menambah karakter tokoh (yang menyebalkan misalnya), dengan mengganti tempat (dari istana mewah ke gang sempit bau), dan seterusnya. Ambil waktu sampai semua khayalan seliar mungkin berseliweran di dalam kepalamu. Jika kamu sudah mampu melihat semuanya, mulailah ditulis. Jangan takut, menulis ini hanya agar kamu tidak lupa apa isi khayalanmu. Apakah nantinya akan dipakai semua atau dibuang semua, itu terserah dirimu sendiri. Yang penting kamu sudah mampu menjalin jalan cerita yang seru. Selamat mencoba dan selamat menulis!
0 Comments
|
Let's write!
A collection of Q&A about the writing world (in Indonesian Language). Will be posted periodically, one theme per month. Archives
August 2019
Categories |